(0271) 2931667
diskominfosp@surakarta.go.id

04-10-2025

WIB

Vinta

01-10-2025

 16:13:53 WIB
Diskominfo SP Ikuti Pelatihan Manajemen Pengelolaan Media Pemerintah
Icon

Lima perwakilan staf Diskominfo SP yang menangani media sosial Pemerintah Kota Surakarta menghadiri kegiatan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Media Pemerintah yang berlangsung di Ruang Manganti Praja.

Selain Diskominfo SP, kegiatan ini juga diikuti oleh para admin pengelola media sosial Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Surakarta, admin Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Surakarta, admin RSUD Kota Surakarta, serta Tim Humas Bagian Prokompim Setda Kota Surakarta.

Adapun narasumber dalam pelatihan ini adalah Wicaksono, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Ndoro Kakung. Ia merupakan mantan jurnalis dan blogger yang kini aktif sebagai praktisi media sosial dan komunikasi. Sejak 2004, Wicaksono konsisten mendokumentasikan pemikiran dan pengalamannya melalui blog, sekaligus menjadi narasumber serta trainer di berbagai forum terkait media sosial dan komunikasi.

Dalam kesempatan ini, Wicaksono menyampaikan materi bertajuk Peran Humas dalam Mengelola Akun Media Sosial Pemerintah Daerah. Menurutnya, media sosial kini menjadi kanal utama komunikasi publik. Tantangan yang dihadapi antara lain maraknya hoaks, etika bermedia, konsistensi dalam penyampaian pesan, serta kebiasaan dokumentasi yang berlebihan.

Ia menekankan bahwa peran humas tidak lagi sekadar menjadi corong informasi, melainkan juga penjaga kepercayaan publik dan garda depan dalam perang informasi. Humas dituntut mampu memahami tren digital, algoritma media sosial, serta menjaga integritas dan kejujuran dalam menyampaikan pesan.

Dalam era digital, humas juga harus mampu menghadirkan narasi yang jujur, empatik, dan relevan, bukan sekadar menumpuk konten. Kesalahan umum humas pemerintah adalah menjadikan akun media sosial sebagai panggung pejabat, padahal publik lebih membutuhkan informasi layanan, pengumuman darurat, hingga peluang beasiswa.

Wicaksono juga mengingatkan bahwa viral bukanlah ukuran utama keberhasilan. Konten yang sederhana, informatif, dan menyentuh kebutuhan masyarakat seringkali lebih bermanfaat daripada konten sensasional tanpa makna.

Selain itu, humas di era krisis dituntut bergerak cepat membentuk persepsi publik, karena hoaks seringkali menyebar lebih cepat daripada klarifikasi resmi. Oleh sebab itu, transparansi, kecepatan, dan kolaborasi menjadi kunci.

Di akhir penyampaian, Wicaksono menegaskan bahwa humas pemerintah harus bertransformasi menjadi penjaga kepercayaan publik. Kunci keberhasilan komunikasi adalah transparansi, empati, kecepatan, serta relevansi. Humas yang kuat adalah humas yang bercerita untuk rakyat, bukan sekadar untuk pejabat.

****

Five representatives from Diskominfo SP who manage the social media accounts of the Surakarta City Government attended the Government Media Management Training held at Ruang Manganti Praja.

In addition to Diskominfo SP, the event was also attended by social media administrators from regional government organizations (OPD) across Surakarta, administrators from the city-owned enterprises (BUMD), administrators from the Surakarta City Hospital (RSUD), as well as the Public Relations Team of the Prokompim Section of the City Secretariat.

The resource person for this training was Wicaksono, popularly known as Ndoro Kakung. He is a former journalist and blogger who is now active as a social media and communication practitioner. Since 2004, Wicaksono has consistently documented his thoughts and experiences through his blog and has served as a speaker and trainer in various forums on social media and communication.

In his session, Wicaksono delivered material entitled The Role of Public Relations in Managing Government Social Media Accounts. He emphasized that social media has now become the main channel for public communication. The challenges faced include the spread of hoaxes, issues of digital ethics, consistency in message delivery, and the tendency of excessive documentation.

He underlined that the role of public relations is no longer merely as an information outlet but also as a guardian of public trust and the frontline in the battle against misinformation. Public relations officers must understand digital trends, social media algorithms, and uphold integrity and honesty in communication.

Wicaksono also highlighted that the quality of content is more important than quantity. A common mistake is turning government social media into a stage for officials, while the public actually needs service information, emergency announcements, and scholarship opportunities.

He further reminded that going viral does not necessarily mean success. Simple, clear, and relevant content often provides greater benefits to citizens than sensational content without meaning.

During times of crisis, public relations officers must act quickly to shape public perception, as hoaxes often spread faster than official clarifications. Transparency, speed, and collaboration are therefore essential.

In closing, Wicaksono stressed that government public relations must transform into guardians of public trust. The keys to successful communication are transparency, empathy, speed, and relevance. Strong public relations means telling stories for the people, not merely for officials.

****

Lima wakil saka Diskominfo SP sing ngurusi akun media sosial Pemerintah Kota Surakarta melu ing kegiatan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Media Pemerintah sing dianakake ing Ruang Manganti Praja.

Saliyane Diskominfo SP, kegiatan iki uga diikuti dening admin pengelola media sosial saka OPD sak-Kutha Surakarta, admin saka BUMD Kota Surakarta, admin RSUD Kota Surakarta, uga Tim Humas Bagian Prokompim Setda Kota Surakarta.

Sing dadi narasumber yaiku Wicaksono, luwih dikenal kanthi sebutan Ndoro Kakung. Dheweke biyen wartawan lan blogger, lan saiki aktif minangka praktisi media sosial lan komunikasi. Wiwit taun 2004, Wicaksono nulis lan ndokumentasikake gagasané liwat blog, uga asring dadi narasumber lan pelatih babagan media sosial lan komunikasi.

Ing materi sing diwenehake, dheweke ngandharake bab Peran Humas ing Nglola Akun Media Sosial Pemerintah Daerah. Miturut panemune, media sosial saiki wis dadi kanal utama kanggo komunikasi publik. Tantangan sing ana yaiku panyebaran hoaks, etika digital, konsistensi pesen, lan kebiasaan dokumentasi sing kakehan.

Dheweke negesake yen humas ora mung dadi corong informasi, nanging uga kudu dadi penjaga kapercayan masyarakat lan garda ngarep ing perang informasi. Humas kudu ngerti tren digital, algoritma media sosial, lan tetep njaga integritas uga kejujuran.

Ndoro Kakung uga ngelingake manawa kualitas isi luwih penting tinimbang jumlah postingan. Salah sijine kesalahan sing kerep muncul yaiku nggawe akun media sosial pemerintah mung dadi panggung pejabat, padahal masyarakat luwih butuh informasi layanan, pengumuman darurat, lan kesempatan beasiswa.

Dheweke uga ngandharake, viral ora mesthi ateges sukses. Konten sing prasaja, jelas, lan migunani luwih disenengi masyarakat tinimbang konten sing rame nanging ora ana maknane.