24-10-2025
WIB
Vinta
21-10-2025
16:51:17 WIB
Dalam rangka mendukung pentingnya perkembangan aduan masyarakat melalui aplikasi ULAS, Diskominfo SP Surakarta turut mengadakan Evaluasi Aduan Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Ruang Seminar Besar, Gedung Solo Trade Center (STC), Solo Technopark dan diikuti oleh 123 peserta yang terdiri dari beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) serta Tim Internal Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo SP).
Pertemuan tersebut membahas pentingnya pengelolaan aduan masyarakat melalui ULAS (Unit Layanan Aduan Surakarta) sebagai wujud keterbukaan informasi publik dan sarana komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam rapat kali ini diisi dengan evalusi dan diskusi yang mendalam dalam berbagai strategi peningkatan responsivitas layanan melalui ULAS.
Kegiatan evaluasi ini diawali dengan penyampaian pembukaan oleh Kepala Diskominfo SP, Purwanti. Dalam paparannya, Purwanti menegaskan pentingnya pengelolaan aduan publik sebagai wujud keterbukaan informasi dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat. Menurutnya, ULAS menjadi jembatan antara warga dan pemerintah kota untuk menyampaikan keluhan serta masukan terkait pelayanan publik.
Kegiatan Evaluasi ini juga dihadiri oleh dua narasumber utama, yaikni Pakar Komunikasi dari Universitas Sebelas Maret Sri Hastjarjo dan Jufans Anurwan I Tim Pengembangan Aplikasi ULAS Diskominfo SP.
Sri Hastjarjo memaparkan materi evaluasi terhadap aduan masyarakat yang memiliki peran strategis dalam mendorong inovasi pelayanan publik. Beliau menekankan bahwa setiap laporan warga adalah bentuk kepercayaan dan harapan yang diamanahkan kepada pemerintah. “Aduan bukan hanya kritik, tetapi wujud partisipasi warga. Dari aduan, kita bisa mendiagnosis masalah, menemukan pola, dan memunculkan inovasi. Data aduan harus diolah menjadi pengetahuan, dan pengetahuan itu harus diubah menjadi tindakan,” jelasnya.
Dari hasil analisis mingguan dari Diskominfo SP, masih ditemukan sekitar 10 persen aduan masyarakat yang belum mendapat respons dari beberapa OPD. Ia juga mengingatkan pentingnya konsistensi laporan mingguan agar data aduan dapat dipantau secara berkelanjutan dan digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Evaluasi yang efektif, menurutnya, bukan hanya menghitung jumlah aduan, melainkan menganalisis tren dan akar permasalahan secara tematik.
Diskominfo SP juga menyoroti pentingnya mitigasi isu dan validasi data dalam menanggapi aduan yang muncul di media sosial. Tidak semua laporan dapat langsung ditindaklanjuti, karena perlu diverifikasi keabsahan dan relevansinya dengan kebijakan publik. Sebagai bentuk peningkatan transparansi, aplikasi ULAS kini dilengkapi fitur pelacakan (tracking). Fitur ini memastikan keamanan data pelapor, sekaligus memungkinkan admin untuk memilah aduan yang bersifat publik atau privat.
Program TULADA (Trending Unit Layanan Aduan Surakarta) turut diperkenalkan sebagai sarana pemantauan isu yang sedang ramai dibicarakan warga. Isu-isu trending tersebut kemudian dianalisis oleh Diskominfo SP dan dilaporkan kepada Wali Kota melalui siaran langsung maupun unggahan di media sosial resmi pemerintah, untuk kemudian ditindaklanjuti lintas dinas.
Kegiatan evaluasi ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya penguatan SOP mitigasi aduan di tiap OPD, peningkatan pelatihan admin ULAS, serta integrasi sistem dengan platform digital lainnya seperti GoPay, YouTube, dan layanan kesehatan. Upaya ini diharapkan dapat memperluas jangkauan partisipasi publik sekaligus mempercepat respons pemerintah terhadap persoalan warga.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta semakin siap dan terarah dalam mewujudkan sistem pemerfintahan digital yang terintegrasi dan berkelanjutan.
In an effort to enhance the development of public complaint management through the ULAS application, the Department of Communication, Informatics, Statistics, and Encryption (Diskominfo SP) of Surakarta held the Evaluation of Public Complaints of the Surakarta City Government 2025.
The event took place at the Grand Seminar Room, Solo Trade Center (STC), Solo Technopark, and was attended by 123 participants, consisting of representatives from various Regional Apparatus Organizations (OPD) and the internal team of Diskominfo SP.
The meeting discussed the importance of managing public complaints through ULAS (Unit Layanan Aduan Surakarta) as a form of public information transparency and a communication bridge between the government and the community. The session featured a comprehensive evaluation and discussion on strategies to improve service responsiveness through ULAS.
The event began with an opening address from the Head of Diskominfo SP, Purwanti, who emphasized that public complaint management reflects government accountability and transparency toward its citizens. According to her, ULAS serves as a vital channel for citizens to submit feedback and complaints regarding public services.
The evaluation session also featured two keynote speakers: Communication Expert from Sebelas Maret University, Dr. Sri Hastjarjo, and Jufans Anurwan I, a member of the ULAS Application Development Team at Diskominfo SP.
In his presentation, Dr. Sri Hastjarjo explained that evaluating public complaints plays a strategic role in driving innovation in public services. He stressed that every report from citizens represents trust and hope entrusted to the government.
“A complaint is not merely criticism—it is a form of citizen participation. Through complaints, we can diagnose problems, identify patterns, and generate innovation. Complaint data must be transformed into knowledge, and knowledge must be turned into concrete actions,” he explained.
Based on the weekly analysis conducted by Diskominfo SP, approximately 10 percent of public complaints remain unresponded to by several OPDs. Dr. Hastjarjo highlighted the importance of consistent weekly reporting to ensure that complaint data can be continuously monitored and used as a key consideration in policy-making. Effective evaluation, he added, should go beyond counting the number of complaints by identifying trends and root causes through thematic analysis.
Diskominfo SP also underlined the importance of issue mitigation and data validation in responding to complaints circulating on social media. Not all reports can be immediately followed up, as their authenticity and relevance to public policy need verification.
To strengthen transparency, the ULAS application is now equipped with a tracking feature, ensuring the security of complainants’ data while allowing administrators to classify reports as public or private.
The event also introduced the TULADA (Trending Unit Layanan Aduan Surakarta) program, which serves as a monitoring tool to identify trending issues discussed among citizens. These issues are analyzed by Diskominfo SP and reported to the Mayor of Surakarta through live broadcasts and official social media posts before being followed up by the relevant departments.
This evaluation produced several key recommendations, including strengthening complaint mitigation SOPs within each OPD, enhancing ULAS admin training, and integrating the system with other digital platforms such as GoPay, YouTube, and health services. These efforts aim to expand public participation and accelerate government responses to community issues.
Through this activity, it is expected that all regional apparatus within the Surakarta City Government will be better prepared and more focused on realizing an integrated and sustainable digital governance system.
Kanggo ndhukung pangembangan layanan aduan masyarakat liwat aplikasi ULAS (Unit Layanan Aduan Surakarta), Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, lan Persandian (Diskominfo SP) Kutha Surakarta nganakaké Evaluasi Aduan Pemerintah Kota Surakarta Taun 2025.
Kegiatan iki dianakaké ing Gedung Ruang Seminar Besar, Gedung Solo Trade Center (STC), Solo Technopark, lan diikuti déning 123 peserta sing asalé saka pirang-pirang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lan uga tim internal Diskominfo SP.
Sajrone acara iki, para peserta padha ngrembug babagan pentinge ngatur lan nanggapi aduan saka masyarakat liwat aplikasi ULAS minangka wujud keterbukaan informasi publik lan sarana komunikasi antarané pamaréntah lan warga. Rapat iki diisi karo evaluasi lan diskusi babagan strategi ningkataké tanggap layanan liwat ULAS supaya luwih maksimal.
Acara diawali karo sambutan saka Ibu Purwanti, Kepala Diskominfo SP Kutha Surakarta. Ing sambutan iku, Ibu Purwanti negesake yèn pengelolaan aduan masyarakat iku minangka wujud tanggung jawab lan keterbukaan pamaréntah marang warga. Miturut panjenengané, ULAS dadi jembatan antarané masyarakat lan pamaréntah kutha kanggo nyaluraké kritik, saran, lan masukan babagan layanan publik.
Kegiatan iki uga ngundang loro narasumber utama, yaiku Bapak Sri Hastjarjo, ahli komunikasi saka Universitas Sebelas Maret, lan Mas Jufans Anurwan I saka Tim Pangembang Aplikasi ULAS Diskominfo SP.
Ing materiné, Bapak Sri Hastjarjo nerangaké yèn evaluasi aduan masyarakat nduwé peran penting kanggo ngembangaké inovasi pelayanan publik. Pak Has njlentrehaké yèn saben laporan saka warga iku minangka bentuk kepercayaan lan pangarep-arep sing diwènèhké marang pamaréntah.
“Aduan kuwi ora mung kritik, nanging uga tandha partisipasi warga. Saka aduan, kita bisa ndelok permasalahané, nemokaké pola, lan nggawé inovasi anyar. Data aduan kudu diolah dadi kawruh, lan kawruh iku kudu diowahi dadi tumindak nyata,” ujare panjenengané.
Saka asil analisis mingguan Diskominfo SP, isih ana watara 10 persen aduan masyarakat sing durung entuk tanggapan saka sawetara OPD. Bapak Hastjarjo uga ngélingaké pentingé konsistensi laporan mingguan supaya data aduan bisa dipantau terus lan dadi bahan kanggo nyusun kebijakan sing luwih tepat. Panjenengané uga nambahaké yèn evaluasi sing efektif ora mung ngitung jumlah aduan, nanging uga nganalisa tren lan akar masalahé kanthi tematik.
Diskominfo SP uga nekanaké pentinge mitigasi isu lan validasi data nalika nanggapi aduan sing muncul ing media sosial. Ora kabèh laporan bisa langsung ditindaklanjuti, amarga kudu diverifikasi dhisik keabsahan lan kaitané karo kebijakan publik. Kanggo ningkataké transparansi, aplikasi ULAS saiki wis dilengkapi fitur pelacakan (tracking) sing njamin keamanan data pelapor lan ngidini admin mbedakaké antarane aduan umum lan aduan pribadi.
Saliyane kuwi, Diskominfo SP uga ngenalaké program anyar, yaiku TULADHA (Trending Unit Layanan Aduan Surakarta), sing dadi sarana kanggo ngawasi lan nganalisa topik-topik sing lagi rame dirembug masyarakat. Isu-isu trending iki banjur dilaporaké marang Bapak Wali Kutha liwat siaran langsung utawa unggahan ing akun media sosial resmi pamaréntah kanggo ditindaklanjuti lintas dinas.
Saka asil evaluasi iki, metu sawetara rekomendasi penting, kaya penguatan SOP mitigasi aduan saben OPD, pelatihan kanggo admin ULAS, lan integrasi sistem karo platform digital liya kaya GoPay, YouTube, lan layanan kesehatan. Langkah iki diajab bisa nambah partisipasi masyarakat lan mempercepat respon pamaréntah marang persoalan warga.
Kanthi kegiatan iki, harapan e kabèh perangkat daerah ing lingkungan Pamaréntah Kutha Surakarta bisa luwih siap lan luwih terarah kanggo nguwujudaké sistem pamaréntahan digital sing nyawiji lan lestari.