Permenkomdigi 9/2025: Jabatan Pranata Humas Ahli Madya Harus Didukung S2

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI menegaskan bahwa pejabat fungsional Pranata Humas Ahli Madya wajib menempuh pendidikan magister (S2) sebagai syarat minimum kompetensi jabatan. Ketentuan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas dan profesionalisme ASN di bidang kehumasan.

Bagi ASN yang belum memenuhi kualifikasi tersebut, masih diberikan kesempatan hingga 15 Oktober 2027 untuk menyelesaikan pendidikan S2. Jika tidak, maka yang bersangkutan akan diberhentikan dari jabatan Pranata Humas Ahli Madya sesuai Pasal 58 Permenkomdigi Nomor 9 Tahun 2025.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Firmansyah dari Tim Kebijakan Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Humas, Direktorat Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Komdigi RI, dalam Sosialisasi Permenkomdigi Nomor 9 Tahun 2025 yang diselenggarakan Diskominfo Provinsi Jawa Tengah, Selasa (22/7/2025) di Gedung Merah Putih, Kompleks Kantor Gubernur Jateng.

“Segeralah ambil studi lanjut. Masih ada waktu, namun jangan sampai menunggu terlalu lama. Jika tidak S2 hingga tenggat waktu, maka akan diberhentikan dari jabatan ahli madya,” tegas Firmansyah.

Ia menambahkan, jenjang pendidikan magister menjadi tolok ukur pemenuhan standar kompetensi dan pengetahuan pada level jabatan menengah ke atas.

“Kami mengusulkan kenaikan kelas jabatan yang disertai peningkatan pengetahuan. Itulah alasan mengapa S2 dipersyaratkan,” jelasnya.

Namun bagi yang kesulitan menempuh pendidikan S2, ASN bersangkutan tetap berstatus PNS dan dapat dipindahkan ke jabatan fungsional umum atau teknis lain yang tidak mensyaratkan magister. Syaratnya, harus sesuai dengan pengalaman kerja minimal dua tahun.

“Silakan dipetakan sejak awal. Jangan asal pindah jika tidak sesuai bidang yang dijalani selama ini,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Firmansyah juga memaparkan aturan terbaru tentang pengangkatan dan formasi JFT Pranata Humas. Adapun Wawan Budiyanto dari tim yang sama turut membagikan strategi sukses menghadapi uji kompetensi kehumasan.

Sosialisasi ini juga diikuti oleh perwakilan Diskominfo SP Kota Surakarta, yakni Vinta Aulia Gandhina, Pranata Humas Ahli Pertama, sebagai bentuk komitmen dalam penguatan kapasitas kehumasan di daerah.

Sementara itu, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jateng, Moch Faizin, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam membentuk ASN yang profesional, adaptif, dan siap menghadapi tantangan era digital.

“Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, ASN harus naik kelas menjadi world class ASN. Maka peningkatan kapasitas seperti ini wajib terus diikuti,” pungkasnya.

The Ministry of Communication and Digital Affairs (Komdigi RI) has officially mandated that all civil servants holding the functional position of Pranata Humas Ahli Madya (Senior Government Public Relations Officer) must possess a master’s degree (S2) as the minimum educational requirement. Those who have not yet attained the degree are given until October 15, 2027, to complete their postgraduate studies.

This regulation was emphasized by Firmansyah, a member of the Functional Position Development Policy Team under the Directorate of Institutional Communication Partnerships and Public Relations at the Ministry, during the socialization of Ministerial Regulation No. 9 of 2025 on Technical Guidelines for the Pranata Humas position. The event was held by the Central Java Provincial Communication and Informatics Office on Tuesday (July 22, 2025) at the Gedung Merah Putih, Governor’s Office Complex, Central Java.

“If one fails to complete their master’s degree by the deadline, they will be dismissed from the Ahli Madya position in accordance with Article 58 of the regulation,” said Firmansyah. He encouraged all officers to act promptly while there is still time.

He explained that the postgraduate level provides the standard knowledge and competence expected of those in mid-to-senior level positions.

“This requirement is part of our effort to elevate job classes through academic qualifications,” he added.

Those unable to meet the S2 requirement will remain civil servants but will be reassigned to general functional or other technical positions that do not require a postgraduate degree. However, transfer to another position must be supported by at least two years of relevant work experience.

“Reassignment must be carefully mapped to match one’s work background. Don’t choose a new position that’s far from your previous field,” Firmansyah advised.

The event also featured Wawan Budiyanto, who shared practical strategies for passing the competency test required for the Pranata Humas position.

The socialization was attended by Vinta Aulia Gandhina, a Pranata Humas Ahli Pertama (First Expert Public Relations Officer) from the Surakarta City Communication and Informatics Office (Diskominfo SP), demonstrating the city’s commitment to improving PR capacity at the local level.

In his opening remarks, Moch Faizin, Head of the Public Information and Communication Division of Central Java Diskominfo, emphasized the importance of building competence among government PR personnel amid rapid technological advancements.

“This is part of our long-term plan to prepare world-class civil servants as we head toward Indonesia Emas 2045,” Faizin concluded.

Kamentrian Komunikasi lan Digital (Komdigi RI) maringi paugeran bilih para Aparatur Sipil Negara (ASN) ing jabatan Pranata Humas Ahli Madya kadhawuhan gadhah pendhidhikan magister (S2) minangka syarat minimal kang kudu dipunlampahi. Kang dereng gadhah gelar punika diparingi wekdal ngantos tanggal 15 Oktober 2027 kanggé ngrampungaké studi pascasarjana.

Pernyataan punika kaparingaken déning Bapak Firmansyah, salah satunggaling anggota Tim Kebijakan Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Humas, Direktorat Kemitraan Komunikasi Lembaga lan Kehumasan Kementerian Komdigi, nalika Sosialisasi Permenkomdigi Nomor 9 Tahun 2025 ingkang kapinggelar déning Diskominfo Provinsi Jawa Tengah wonten Selasa (22 Juli 2025) ing Gedhong Merah Putih, Komplek Kantor Gubernur Jateng.

“Manawi ngantos wekdal ingkang sampun katetepaken dereng rampung studi S2, badhé dipun copot saking jabatan Ahli Madya, miturut Pasal 58,” pangandikanipun. Panjenenganipun ngimbau para ASN kagem enggal-enggal nyinau lan ngrampungaken S2 saksagêdipun.

Panjenenganipun nerangaken, bilih gelar magister punika dados ukuran pengetahuan lan kaprigelan kang sajak pantes kagem jabatan menengah.

“Paningkatan kelas jabatan punika kedah dipuniringi kaliyan paningkatan kawruh. Mila, S2 punika dados syarat wajib,” pangandikanipun.

Manawi boten saged nglampahi, ASN taksih nyekapi statusipun minangka PNS, nanging badhé dipun pindah tugas dhateng jabatan fungsional umum utawi teknis sanèsipun ingkang boten mbutuhaken S2. Nanging, perpindahan punika kedah miturut pengalaman kerja sekedhikipun 2 taun.

“Pindah jabatan punika mboten kenging sembarangan. Priksa rumiyin pengalaman saha kecocokan bidangipun,” tambahipun.

Sosialisasi punika ugi dipunpanggihani déning Vinta Aulia Gandhina, Pranata Humas Ahli Pertama saking Dinas Komunikasi lan Informatika (Diskominfo SP) Kitha Surakarta, minangka wujud komitmen dhumateng peningkatan kualitas sumber daya humas ing daerah.

Wonten sesambutanipun, Bapak Moch Faizin, Kepala Bidang Informasi lan Komunikasi Publik Diskominfo Jateng, ngendika bilih sosialisasi punika wigati sanget kanggé mbangun profesionalisme ASN ing bidang kehumasan ing jaman digital punika.

“Menawi badhé ndhukung cita-cita Indonesia Emas 2045, para ASN kedah mandhap dados ASN kelas dunia. Sosialisasi punika salah satunggaling upaya kanggé nuntun dhateng mriku,” pungkasipun.