07-11-2025
WIB
Vinta
16-10-2025
15:46:10 WIB
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta menyelenggarakan Press Conference film Air Mata di Ujung Sajadah 2 (AMDUS 2) yang bertempat di Ruang Rapat Manganti Praja, Kompleks Balaikota Surakarta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta serta rekan media.
Menariknya, sejumlah artis pemeran dan pengisi soundtrack turut hadir dalam kesempatan tersebut, di antaranya Titi Kamal, Citra Kirana, serta Fadillah Intan, penyanyi lagu Pura-Pura Bahagia yang menjadi soundtrack film tersebut.
Produser film Air Mata di Ujung Sajadah 2, Ronny Irawan, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Surakarta atas dukungan penuh dan respons cepat dalam memfasilitasi proses produksi film, mulai dari perizinan, penyediaan lokasi syuting, hingga penyambutan yang hangat.
Sebelum proses syuting dimulai, Ronny menceritakan kisah menarik di balik dukungan Pemkot Surakarta terhadap film tersebut. Ia secara spontan mengirimkan pesan langsung (DM) melalui akun Instagram kepada Wali Kota Surakarta sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk menyampaikan rencana syuting film di Solo serta memohon dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta. Dalam pesannya, Ronny juga menyertakan nomor telepon pribadinya.
Dua hari kemudian, Gibran membalas pesan tersebut dengan respons positif dan menyampaikan bahwa timnya akan segera menghubungi Ronny. Tak lama setelah itu, perwakilan dari Disbudpar Kota Surakarta, Listya Terry, menghubungi Ronny dan memberikan pendampingan penuh mulai dari tahap persiapan hingga promosi film AMDUS 2.
“Saya asli orang Solo, makanya saya bangga bahwa film ini mengambil latar di sudut-sudut Kota Solo. Budaya dan makanannya pun terceritakan di film ini. Banyak yang belum mengetahui potensi Kota Solo, maka dari itu melalui film ini saya ingin mengangkat keindahan Kota Solo,” ujar Ronny.
“Ini adalah film kelima saya, dan baru di Kota Solo ini saya mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kotanya,” tambahnya dengan bangga.
Film Air Mata di Ujung Sajadah 2 menampilkan berbagai lokasi ikonik di Kota Surakarta, termasuk Pasar Klewer, yang menjadi latar salah satu adegan penting. Citra Kirana, yang berperan sebagai Yumna, menceritakan pengalamannya saat syuting di pasar tradisional tersebut.
“Ada adegan di mana saya berjualan di Pasar Klewer dan menitipkan toko kepada warga setempat. Momen itu menggambarkan kuatnya nilai gotong royong dan tolong-menolong yang begitu lekat dengan budaya Jawa,” ungkapnya.
Titi Kamal juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kehangatan masyarakat Solo serta kekayaan budaya yang terekam dalam film ini.
Film Air Mata di Ujung Sajadah sebelumnya berhasil meraih 3,7 juta penonton. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapannya Air Mata di Ujung Sajadah 2 dapat mengulang kesuksesan serupa bahkan melampauinya.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Siti Khotimah, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini serta apresiasi terhadap seluruh pihak yang terlibat.
“Kami sangat mendukung film ini, karena turut memperkenalkan kekayaan budaya dan destinasi wisata Kota Solo kepada masyarakat luas. Untuk itu, kami juga menyiapkan paket wisata khusus yang menjelajahi lokasi-lokasi tempat film ini melakukan syuting,” ujar Siti.
Siti menambahkan bahwa dukungan terhadap produksi film ini juga datang dari berbagai perangkat daerah Kota Surakarta. Di antaranya Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo SP) yang berperan dalam fasilitasi publikasi melalui titik baliho dan media sosial, serta Dinas Perhubungan dan Satpol PP yang membantu pengamanan dan penertiban lalu lintas selama proses syuting berlangsung.
Melalui karya film ini, Pemerintah Kota Surakarta berharap potensi budaya dan pariwisata Kota Bengawan semakin dikenal luas, sekaligus mengukuhkan Solo sebagai kota yang ramah bagi industri kreatif dan perfilman nasional.
****
The Department of Culture and Tourism (Disbudpar) of Surakarta City held a press conference for the film Air Mata di Ujung Sajadah 2 (AMDUS 2) at the Manganti Praja Meeting Room, Surakarta City Hall Complex. The event was attended by representatives of regional agencies within the Surakarta City Government and members of the media.
Interestingly, several cast members and the soundtrack singer were present, including Titi Kamal, Citra Kirana, and Fadillah Intan, who performed the soundtrack Pura-Pura Bahagia.
Ronny Irawan, the producer of Air Mata di Ujung Sajadah 2, expressed his gratitude to the Surakarta City Government for their full and swift support in facilitating the film’s production process—from permits and location preparation to the warm welcome received by the crew.
Before filming began, Ronny shared an inspiring story about how the support from the city government began. He had sent a direct message via Instagram to former Mayor Gibran Rakabuming Raka, informing him about the upcoming shoot and requesting support from the city government. Ronny also included his phone number in the message.
Two days later, Gibran replied positively and said that his team would get in touch with him. Soon after, Listya Terry from the Department of Culture and Tourism contacted Ronny and provided continuous assistance throughout the production and promotion process of AMDUS 2.
“I’m originally from Solo, and I’m proud that this film captures the corners of the city. Its culture and cuisine are also reflected in the story. Many people don’t yet realize how beautiful Solo is, and through this film, I want to showcase its charm,” said Ronny.
“This is my fifth film, and only in Solo have I received such complete support from the local government,” he added proudly.
The film features several iconic locations in Surakarta, including Pasar Klewer, which serves as the backdrop for an important scene. Citra Kirana, who plays Yumna, shared her experience filming in the traditional market.
“There’s a scene where I sell goods in Pasar Klewer and leave my shop to the locals. It reflects the spirit of mutual help and community that is deeply rooted in Javanese culture,” she explained.
Actress Titi Kamal also expressed her admiration for the warmth of Solo’s people and the city’s rich culture depicted in the film.
The first Air Mata di Ujung Sajadah movie attracted 3.7 million viewers, and with such strong support, the sequel is expected to achieve similar or greater success.
Acting Head of the Department of Culture and Tourism, Siti Khotimah, expressed her gratitude and appreciation to all parties involved.
“We fully support this film because it introduces Solo’s cultural and tourism richness to a wider audience. We’ve also prepared special tour packages featuring filming locations from the movie,” said Siti.
Siti added that several regional agencies contributed to the film’s success, including the Department of Communication and Informatics (Diskominfo SP), which assisted in publicity through billboards and social media, as well as the Transportation Office and the Civil Service Police Unit (Satpol PP), which maintained order and security during filming.
Through this film, the Surakarta City Government hopes to further promote the city’s cultural and tourism potential while strengthening Solo’s reputation as a creative and film-friendly city.
****
Dinas Kabudayan lan Pariwisata (Disbudpar) Kutha Surakarta nganakaké Press Conference film Air Mata di Ujung Sajadah 2 (AMDUS 2) sing dianakaké ing Ruang Rapat Manganti Praja, Kompleks Balaikota Surakarta. Kegiatan iki dirawuhi dening perwakilan perangkat daerah Pemerintah Kutha Surakarta lan para wartawan.
Ing acara iki, para pemain lan penyanyi soundtrack uga rawuh, antarané Titi Kamal, Citra Kirana, lan Fadillah Intan, penyanyi lagu Pura-Pura Bahagia sing dadi soundtrack film iki.
Produser film Air Mata di Ujung Sajadah 2, Ronny Irawan, nyampaikan rasa matur nuwun marang Pemerintah Kutha Surakarta sing wis paring dukungan lan tanggapan cepet sajrone proses produksi film iki, wiwit saka ijin, panggonan syuting, nganti penyambutan sing anget.
Sadurunge syuting diwiwiti, Ronny crita manawa dhèwèké tau ngirim pesen liwat Instagram marang Wali Kota Surakarta biyèn, Gibran Rakabuming Raka, kanggo nyuwun pangayoman lan dhukungan saka Pemkot Surakarta. Ora nganti rong dina, pesen mau dibales kanthi tanggapan positif, lan timé Gibran langsung ngubungi Ronny. Ora suwi, Listya Terry saka Disbudpar Surakarta uga ngontak Ronny lan ngancani nganti proses promosi film rampung.
“Saya wong Solo asli, mula aku bangga film iki njupuk latar saka pojok-pojok Kutha Solo. Budaya lan panganané uga kacritakake ing film iki. Akeh sing durung ngerti kaendahané Solo, mula liwat film iki aku pengin ngenalake kaendahané kutha iki,” ujare Ronny.
“Iki film kaping lima sing tak garap, lan mung ing Solo aku ngrasakake dhukungan sakmakutha saka Pemerintahé,” tambahé kanthi bangga.
Film iki njupuk latar panggonan ikonik kutha Surakarta, salah sijiné Pasar Klewer, sing dadi latar adegan wigati. Citra Kirana sing main dadi Yumna nyritakake pengalamane nalika syuting ing pasar tradisional kuwi.
“Ana adegan aku dodolan ing Pasar Klewer lan nitip tokoku marang warga kono. Adegan kuwi nuduhake semangat gotong royong lan rasa tolong-menolong sing wis dadi budaya Jawa,” ujare Citra.
Titi Kamal uga nyritakake rasa senengé marang kehangatan warga Solo lan kekayaan budaya sing katur ing film iki.
Film Air Mata di Ujung Sajadah sadurunge kasil nggayuh 3,7 yuta penonton. Kanthi dhukungan saka macem-macem pihak, diarepake Air Mata di Ujung Sajadah 2 bisa ngulang kasil sing padha utawa luwih apik manèh.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan lan Pariwisata Kutha Surakarta, Siti Khotimah, nyampaikan rasa syukur lan apresiasi marang kabeh pihak sing melu nyengkuyung.
“Kami ndhukung tenan film iki amarga bisa ngenalake kabudayan lan pariwisata Solo marang masyarakat sing luwih amba. Kita uga nyiapake paket wisata sing ngubengi panggonan-panggonan syuting film iki,” ujare Siti.
Dhukungan marang film iki uga teka saka pirang-pirang perangkat daerah kutha, kaya Diskominfo SP sing bantu publikasi liwat baliho lan media sosial, uga Dishub lan Satpol PP sing njaga ketertiban lan keamanan wektu syuting.
Liwat film iki, Pemerintah Kutha Surakarta ngarepake supaya budaya lan pariwisata Solo saya dikenal jembar, lan Solo dadi kutha sing ramah kanggo industri kreatif lan perfilman nasional.