Diskominfo SP Bahas Survei RKCI dan RDTI Untuk Peningkatan Ekonomi
Dalam upaya untuk memperkuat ekonomi Kota Surakarta, Diskominfo SP Surakarta menggelar rapat yang dihadiri oleh pejabat fungsional dan pelaksana Bidang Penyelenggaraan E-Government dan tenaga ahli UNS.
Rapat ini membahas hasil survei RKCI dan RDTI yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan pasar tradisional dan modern di kota ini.
Salah satu sorotan utama dalam rapat tersebut adalah sub-dimensi ekonomi kota. Beberapa hal yang dibahas adalah Peta Persebaran Pasar Tradisional dan Modern.
Pemerintah Kota Surakarta telah menghadirkan peta persebaran pasar tradisional dan modern yang dapat diakses melalui website INTIP Kota Surakarta.
Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui lokasi pasar tradisional, yang pada gilirannya mendukung kestabilan eksistensi pasar tradisional di Surakarta.
Proyek INTIP didukung oleh kebijakan daerah tentang rencana tata luang wilayah Kota Surakarta.
Dalam rapat, juga diungkapkan bahwa terdapat 86 toko modern dan 6 pusat perbelanjaan serta 31 pasar tradisional yang dikelola di wilayah Surakarta.
Data ini memberikan gambaran yang jelas tentang peran pasar tradisional dan modern dalam ekonomi kota. Pemerintah kota bersama dengan pihak terkait berkomitmen untuk terus memajukan dan menjaga keberlanjutan pasar-pasar tersebut.
Rapat ini merupakan langkah awal dalam merumuskan strategi yang lebih baik untuk mendukung perkembangan ekonomi Kota Surakarta melalui pemberdayaan pasar tradisional dan modern.
Diskusi yang intensif dalam rapat ini diharapkan akan menghasilkan langkah-langkah konkret yang akan memajukan kondisi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Surakarta.
Kangge ngiyataken ekonomi Kitha Surakarta, Diskominfo SP Surakarta ngawontenaken rapat ingkang dipunrawuhi dening pejabat fungsional lan pelaksana Bidang Penyelenggaraan E-Government lan tenaga ahli UNS.
Rapat menika ngrembag asil survei RKCI lan RDTI ingkang nggadahi dampak signifikan tumrap perkembangan pasar tradisional lan modern ing kitha menika.
Salah satunggaling sorotan utami lebeting rapat kasebat inggih menika sub-dimensi ekonomi kitha. Pinten-pinten perkawis ingkang dipunrembag inggih menika Peta Persebaran Pasar Tradisional lan Modern.
Pemerintah Kota Surakarta sampun ndamel peta persebaran pasar tradisional lan modern ingkang saged dipunakses mawi website INTIP Kota Surakarta.
Kanthi aplikasi menika nggampilaken masyarakat kangge mangertosi lokasi pasar tradisional, ingkang samangke saged nyengkuyung kestabilan eksistensi pasar tradisional ing Surakarta.
Proyek INTIP dipun sengkuyung dening kebijakan daerah bab rencana tata luang wilayah Kota Surakarta.
Wonten ing lebetipun rapat, ugi dipunaturaken bilih wonten 86 toko modern lan 6 pusat perbelanjaan ugi 31 pasar tradisional ingkang dipunkelola ing tlatah Surakarta.
Data menika maringi gambaran ingkang kantenan bab peran pasar tradisional lan modern lebeting ekonomi kitha. Pemerintah kota sesarengan kaliyan pihak kekait nggadahi komitmen kangge tansah majengaken lan njagi keberlanjutan pasar-pasar kasebat.
Rapat menika kalebet langkah awal ing ngrumusaken strategi ingkang langkung sae kangge nyengkuyung perkembangan ekonomi Kitha Surakarta mawi pemberdayaan pasar tradisional lan modern.
Diskusi ingkang intensif wonten ing lebeting rapat menika dipunajeng-ajeng badhe ngasilaken langkah-langkah konkret ingkang badhe majengaken kondisi ekonomi lan ningkatakan kualitas hidup masyarakat ing Surakarta.
In an effort to strengthen the economy of Surakarta City, Diskominfo SP Surakarta hold a meeting attended by functional and executive officials of the E-Government Implementation Divisiom and UNS experts.
This meeting discusses the results of the RKCI and RDTI surveys that had a significant impact on the development of traditional and modern markets in this city.
One of the main highlights of the meeting is the sub-dimension of the city’s economy. The matters discussed are the Map of the Distribution of Traditional and Modern Markets.
The Surakarta City Administration has presented a map of the distribution of traditional and modern markets that can be accessed through the INTIP Surakarta City website.
This makes it easier for people to know the location of traditional markets, which in turn supports the stability of the existence of traditional markets in Surakarta.
The INTIP project is supported by regional policies on the Surakarta City regional planning plan.
In the meeting, it is also revealed that there are 86 modern shops, 6 shopping centers and 31 traditional markets managed in the Surakarta area.
This data provides a clear picture of the role of traditional and modern markets in the city’s economy. The city administration together with related parties is committed to continuing to advance and maintain the sustainability of these markets.
This meeting is the first step in formulating a better strategy to support the economic development of Surakarta City through the empowerment of traditional and modern markets.
The intensive discussion in this meeting is expected to produce concrete steps that will advance economic conditions and improve the quality of life of the people in Surakarta.
***