Selasa, (29/10/24) – Pada tanggal 12 Oktober, diperingati sebagai Hari Museum Nasional, dan siaran K’Mon yang dipandu oleh Kak Vinta dengan menghadirkan dua narasumber, Kak Faza dan Kak Nain bertemakan “Museum untuk Berkelanjutan” sesuai dengan Hari Museum Nasional.
Kak Nain membuka diskusi dengan menggarisbawahi kekayaan sejarah dan budaya Surakarta, yang memiliki berbagai museum yang menjadi saksi perjalanan penting bagi masyarakat lokal dan nasional. Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah menarik perhatian pengunjung, terutama generasi muda yang terbiasa dengan akses digital dan pengalaman interaktif.
“Kita perlu melakukan penyegaran dan pembaruan konsep museum agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Transforming Museum Experience adalah langkah yang perlu kita ambil,” tegas Kak Nain.
Kak Faza melanjutkan dengan menjelaskan pentingnya kolaborasi antara museum dan komunitas lokal, serta pemanfaatan media digital dan konten kreator. “Keterlibatan komunitas dalam pengembangan museum akan meningkatkan rasa memiliki dan mendukung promosi museum di tingkat lokal. Ini adalah model kolaborasi yang efektif untuk menyajikan pengalaman museum yang lebih mendalam, kreatif, dan inovatif,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya ini, Monpers akan mengadakan Seminar Transformasi Museum Experience pada tanggal 31 Oktober 2024 di Hotel Adhiwangsa. Seminar ini akan mengundang praktisi dan kurator museum, serta kolaborasi dengan Rasamadu Heritage dan Museum Tumurun. Selain itu, instansi pemerintah, universitas, media digital, dan komunitas lokal di Surakarta juga diharapkan berpartisipasi.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, diharapkan museum di Surakarta dapat berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang tidak hanya melestarikan warisan sejarah, tetapi juga memberikan pengalaman yang mendalam dan menyenangkan bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Melalui siaran K’Mon ini, kita diajak untuk melihat kembali bagaimana museum dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Dengan kolaborasi yang solid antara pengelola museum, komunitas, dan teknologi, masa depan museum sebagai pusat pelestarian budaya dan edukasi akan semakin cerah. Mari kita dukung upaya ini dan menjadikan museum sebagai tempat yang menarik bagi generasi mendatang.
***
Slasa, (29/10/24) – Ing tanggal 12 Oktober, dipunpengeti dados Hari Museum Nasional, lan Siaran K’Mon ingkang dipandu dening Kak Vinta kaliyan] ngrawuhaken kalih narasumber, Kak Faza lan Kak Nain bertemakan “Museum untuk Berkelanjutan” cocog kaliyan Hari Museum Nasional.
Kak Nain mbikak diskusi kaliyan menggarisbawahi kesugihan sejarah lan budaya Surakarta, ingkang ngagungani pinten-pinten museum ingkang dados seksi perjalanan wigatos kagem masyarakat lokal lan nasional. Nanging, tantangan ageng ingkang dipunajengi inggih menika menarik kawigatosan pengunjung, utaminipun generasi timur ingkang kulinten kaliyan akses digital lan pengalaman interaktif.
“Kula lan panjenengan betah nindakaken penyegaran lan pembaruan konsep museum supados miyos relevan kaliyan kebetahan masyarakat wekdal menika. Transforming Museum Experience inggih menika lampahan ingkang betah kita pundhut,” teges Kak Nain.
Kak Faza nglajengaken kaliyan njlentrehaken wigatosipun kolaborasi antawis museum lan komunitas lokal, saha pemanfaatan media digital lan babagan kreator. “Keterlibatan komunitas lebeting pengembangan museum badhe nginggahaken raos ngagungani lan nyengkuyung promosi museum wonten tingkat lokal. menika inggih model kolaborasi ingkang efektif kagem nyajikaken pengalaman museum ingkang miyos lebet, kreatif, lan inovatif,” kantenanipun.
Dados perangan saking upaya menika, Monpers badhe ngawontenaken Seminar Transformasi Museum Experience ing tanggal 31 Oktober 2024 wonten Hotel Adhiwangsa. Seminar menika badhe ngaturi praktisi lan kurator museum, saha kolaborasi kaliyan Rasamadu Heritage lan Museum Tumurun. Kejawi menika, instansi pamarintah, universitas, media digital, lan komunitas lokal wonten Surakarta ugi dipunajeng-ajeng nderek.
Kaliyan pendekatan kolaboratif menika, dipunajeng-ajeng museum wonten Surakarta keparing berkembang dados destinasi wisata budaya ingkang mboten naming nglestantunaken tilaran sejarah, nanging ugi maringaken pengalaman ingkang lebet lan ngremenaken kagem pengunjung saking pinten-pinten kalangan.
Nglangkungi Siaran K’Mon menika, kula lan panjenengan dipun-ajak kagem priksa wangsul kados pundi museum keparing adaptasi kaliyan ebah jaman lan kebetahan masyarakat. Kaliyan kolaborasi ingkang solid antawis pengelola museum, komunitas, lan teknologi, masa ngajeng museum dados tuntunan palestantunan budaya lan edukasi badhe saya cerah. Sumangga kita dukung upaya menika lan ndadosaken museum dados papan ingkang menarik kagem generasi mangke.
***
Tuesday, (10/29/24) – On October 12, it was commemorated as National Museum Day, and the K’Mon broadcast hosted by Kak Vinta presented two speakers, Kak Faza and Kak Nain with the theme “Museums for Sustainability” in accordance with National Museum Day.
Kak Nain opened the discussion by underlining the rich history and culture of Surakarta, which has various museums that are witnesses to important journeys for local and national communities. However, the big challenge faced is attracting the attention of visitors, especially the younger generation who are accustomed to digital access and interactive experiences.
“We need to refresh and renew the concept of the museum to be more relevant to the needs of today’s society. Transforming Museum Experience is a step we need to take,” said Kak Nain.
Kak Faza continued by explaining the importance of collaboration between museums and local communities, as well as the use of digital media and content creators. “Community involvement in museum development will increase the sense of ownership and support the promotion of the museum at the local level. This is an effective collaboration model to present a more in-depth, creative, and innovative museum experience,” he explained.
As part of this effort, Monpers will hold a Museum Experience Transformation Seminar on October 31, 2024 at the Adhiwangsa Hotel. This seminar will invite museum practitioners and curators, as well as collaboration with Rasamadu Heritage and the Tumurun Museum. In addition, government agencies, universities, digital media, and local communities in Surakarta are also expected to participate.
With this collaborative approach, it is hoped that museums in Surakarta can develop into cultural tourism destinations that not only preserve historical heritage, but also provide an in-depth and enjoyable experience for visitors from various circles.
Through this K’Mon broadcast, we are invited to look back at how museums can adapt to changing times and the needs of society. With solid collaboration between museum managers, communities, and technology, the future of museums as centers for cultural preservation and education will be even brighter. Let’s support this effort and make museums an attractive place for future generations.