Diskominfo SP kembali melaksanakan Dialog Interaktif Srawung Praja melalui Radio Republik Indonesia (RRI) dan disiarkan oleh 3 Radio Swasta di Surakarta, Rabu (2/12/2020) pukul 15:00 – 16:00 WIB. Dialog dilakukan melalui saluran telepon. Srawung Praja minggu ini mensosialisasikan HIV/AIDS dengan narasumber Widy Srihanto, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surakarta.
Narasumber menjelaskan bahwa Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang paling rawan terhadap penyebaran HIV/AIDS dengan jumlah penderita tertinggi yaitu 897 orang per Oktober 2020 yang tersebar di berbabagi kecamatan. Hal ini dikarenakan Kota Solo yang menjadi “interline point†dari berbagai kota. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Surakarta berkomitmen tinggi dalam penanggulangan AIDS dengan membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) di tingkat kelurahan dan membentuk kader hingga tingkat RT.
KPA Kota Surakarta memiliki Visi untuk menuju three zero (zero infection, zero death, zero discrimination) dan misi Kota Surakarta “Solo Waras Tanpo HIVâ€. Dalam masa pandemi ini KPA Kota Surakarta juga terus mendorong sosialisasi dan mobile VCT (Voluntary Counselling and Testing) ke tempat yang menjadi pusat populasi rawan resiko tinggi seperti di hotel-hotel dengan membagikan masker dan leaflet HIV/AIDS. Hal ini juga merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan KPA Kota Surakarta dalam menyambut Hari AIDS Sedunia 1 Desember.
Narasumber menambahkan bahwa yang tidak kalah penting dalam sosialisasi ini adalah penghapusan stigma masyarakat terhadap pengidap AIDS. Sebagian masyarakat menganggap penularan AIDS hanya dengan berdekatan dengan pengidap, padahal penularannya hanya dari jarum suntik, hubungan seksual dan ASI. Stigma masyarakat ini membuat pengidap AIDS dijauhi oleh masyarakat dan salah satu yang paling terdampak adalah anak-anak pengidap AIDS. Narasumber menjelaskan lebih lanjut bahwa anak-anak pengidap AIDS ini banyak yang ditolak dan dikeluarkan oleh sekolah-sekolah, sehingga anak-anak pengidap AIDS terancam tidak mendapatkan pendidikan. KPA bekerjasama dengan Yayasan Lentera untuk menampung anak-anak pengidap AIDS agar memperoleh pendidikan yang lebih baik.
***
Diskominfo ngawontenaken malih Dialog Interaktif Srawung Praja ing Radio Republik Indonesia (RRI) lan kagiyaraken dening 3 Radio Swasta ing Surakarta, Rebu (2/12/2020) tabuh 15:00 – 16:00 WIB. Dialog kawontenaken sarana saluran telepon. Srawung Praja minggu menika ngengingi sosialisasi HIV/AIDS kanti narasumber Widy Srihanto, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surakarta.
Narasumber njlentrehaken bilih Kota Surakarta pinangka salah setunggal papan ingkang paling rawan tumrap penyebaran HIV/AIDS kanti gunggung penderita paling inggil inggih menika 897 tiyang per Oktober 2020 ingkang sumebar ing kecamatan. Menika amargi Kota Solo dados “interline point†saking kota sanesipun. Adedasar menika, Pemerintah Kota Surakarta anggadahi komitmen inggil ing bab penanggulangan AIDS kanti damel Warga Peduli AIDS (WPA) ing tingkat kelurahan lan damel kader ngantos tingkat RT.
KPA Kota Surakarta anggadahi Visi dan Misi kangge tumuju ing three zero (zero infection, zero death, zero discrimination) lan misi Kota Surakarta “Solo Waras Tanpo HIVâ€. Ing mangsa pandemi menika KPA Kota Surakarta ugi terus nyengkuyung sosialisasi lan mobile VCT (Voluntary Counselling and Testing) dateng ingkang dados pusat populasi rawan resiko tinggi kados dene hotel-hotel kanti ngedum masker lan leaflet HIV/AIDS. Menika ugi pinangka salah setunggal saking rangkaian kegiatan KPA Kota Surakarta ing bab mengeti Hari AIDS Sedunia 1 Desember.
Narasumber ugi matur bilih boten kalah baken bab sosialisasi inggih menika penghapusan stigma masyarakat tumrap pengidap AIDS. Sebagian masyarakat gadahi pemanggih bilih penularan AIDS namung kanti cecaketan kaliyan pengidap, kamangka penularan namung saking jarum suntik, hubungan seksual lan ASI. Stigma masyarakat menika damel pengidap AIDS dipun tebuhi masyarakat lan salah satu ingkang paling paling terdampak menika anak-anak pengidap AIDS. Narasumber matur malih bilih anak-anak pengidap AIDS menika katah ingkang katampik lan dipun wedalaken saking sekolah-sekolah, saenggo anak-anak pengidap AIDS boten pikantuk pendidikan. KPA nyambut damel sesarengan kaliyan Yayasan Lentera kangge nampung anak-anak pengidap AIDS supados pikantuk pendidikan langkung sae.
***
Diskominfo SP re-broasdcast the Srawung Praja Interactive Dialogue through Radio Republik Indonesia (RRI) and rellayed by 3 Private Radios in Surakarta, Wednesday (2/12/2020) at 3 – 4 p.m. Dialogue is carried out over the telephone line. This week, Srawung Praja disseminates HIV / AIDS with the resource person Widy Srihanto, Secretary of the Surakarta AIDS Commission (KPA).
Widy explained that Surakarta is one of the cities that is the most prone to the spread of HIV / AIDS with the highest number of sufferers, namely 897 people as of October 2020, spread across various districts. This is because Surakarta has become the “interline point” of various cities. Based on the condition, the Local Government of Surakarta is highly committed to the prevention of AIDS by forming AIDS Concerned Citizens (WPA) at the sub-district level and forming cadres up to the neighborhood association (RT) level.
KPA Surakarta has a vision towards three zeros (zero infection, zero death, zero discrimination) and a mission “Solo Waras Tanpo HIV (Solo Healthy Without HIV)”. During this pandemic, the KPA Surakarta also continues to encourage socialization and use mobile VCT (Voluntary Counseling and Testing) to the high-risk population centers places such as hotels by distributing masks and HIV / AIDS leaflets. This is also a part of a series of KPA Surakarta activities to commemorate  World AIDS Day on December 1st.
The resource person also adds that it is also important to eliminate the community’s stigma against people with AIDS. Some people think that AIDS is transmitted only by being close to someone who is infected, even though the transmission can only from syringe, sexual intercourse and breastfeeding. This stigma makes people with AIDS shunned by society and one of the most affected are children with AIDS. It is explained further that many children with AIDS are rejected and expelled by schools, so that children with AIDS are threatened with not getting good education. KPA collaborates with the Lentera Foundation to accommodate children with AIDS in order to get a better education.